L
MEDAN|
Masalah anemia merupakan salah satu masalah kesehatan perempuan. Seorang perempuan yang sudah matur organ reproduksinya akan mengalami menstruasi. Anemia adalah kondisi ditemukannya penurunan kadar hemoglobin dan hitungan eritrosit serta hematokrit di bawah normal. Penurunan kadar hemoglobin ini menunjukkan perempuan yang masih mengalami menstruasi membutuhan asupan zat besi. Remaja perempuan membutuhkan zat besi untuk menghindari anemia. Zat besi tidak hanya berupa tablet kimia, namun terdapat pula dalam terapi komplementer sebagai metode pengobatan non farmakologis yang mampu meningkatkan kadar haemoglobin pada tubuh.
Dalam upaya menambah pengetahuan dan informasi siswi, tim pengabdian masyarakat melaksanakan penyuluhan kesehatan “Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang Upaya Pencegahan Anemia Dengan Terapi Komplementer Di SMK Kesehatan Sinar Husni Medan Tahun 2024 dengan ketua pengabdian oleh Ibu Bd. Sri Juliani, S.Keb, SKM, M. Kes.l, Sabtu 18 Agustus 2024,di SMK Sinar Husni I BM Medan, yangvberalamat di Jalan Veteran Gang Utama Pasar V Helvetia.
Tim pengabdian diterima dan diberikan izin untuk melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Bapak Kepala Sekolah SMK Sinar Husni I BM Medan yaitu Drs. H. Ahmad Idris. Kegiatan penyuluhan ini berlangsung pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024 di Kelas X SMK Kesehatan yang berada di lantai 2 sekolah. Peserta yang hadir sebanyak 35 orang siswi.
Ketua tim pengabdian masyarakat Ibu Bd. Sri Juliani, S.Keb., SKM., M.Kes memberikan penjelasan mengenai Upaya Pencegahan Anemia dengan Terapi Komplementer. Selama pelaksanaan penyuluhan berlangsung ketua tim dibantu oleh 2 orang anggota dosen (Bd. Bd. Novy Ramini Harahap, SST., S.Keb., M.Keb dan Bd. Nurrahmaton, SST., M.Kes) beserta mahasiswa S1 Kebidanan (Anggi Nur Rasmita dan Helsa Eghianinta).
Siswi sangat antusias dan semangat dalam mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai Pencegahan Anemia. Hal ini terlihat dari beberapa perwakilan siswi yang memberikan tanggapan saat ditanya ketua pengabdian mengenai tanda gejala anemia yang bisa dirasakan remaja, mereka menjawab bahwa tidak fokus belajar, lemas, mudah mengantuk, dan terlihat wajah pucat. Kemudian Ibu Sri Juliani menjelaskan mengenai anemia, dan memberikan solusi pencegahan anemia selain mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), remaja juga dapat menjumpai terapi komplementer yang dapat mencegah anemia. Terapi kompelementer didapatkan dari hasil penelitian untuk meningkatkan kadar haemoglobin dalam darah merupakan terapi non farmakologis yang mampu mencegah anemia seperti teh daun katuk, buah pisang ambon, buah jambu, jus kacang hijau dan madu, jus tomat, sayur bayam, jus buah naga.
Salah satu siswi di sekolah yang bernama Muslimah mengatakan tidak suka makan sayur dan buah, dan juga pernah dilarang orangtua untuk minum tablet tambah darah yang diberikan petugas kesehatan karena hanya orang dewasa dan ibu hamil yang boleh minum obat tersebut. Selain itu, Annisa Fitri Tanjung menyampaikan bahwa dia suka makan sayur tapi hanya sayur tertentu saja seperti kangkung dan daun ubi, sedangkan bayam tidak suka. Selanjutnya Sazkia mengatakan terapi non farmakologis ini sering dijumpai namun tidak mengerti manfaatnya dapat meningkatkan kadar haemoglobin untuk mencegah anemia.
Ibu Sri Juliani mengatakan berdasarkan hasil penelitian bahwa Teh Daun Katuk sebagai salah satu produk olahan daun katuk yang tinggi zat besi, dapat dimanfaatkan untuk membantu dalam mengatasi kejadian anemia yang terjadi. Buah pisang ambon berpengaruh terhadap peningkatkan hemoglobin karena kandungan zat besinya dan juga vitamin C yang dikandungnya dapat membantu penyerapan zat besi.
Buah jambu biji adalah buah yang banyak ditemukan dengan harga terjangkau akan tetapi kaya nutrisi dan bergizi. Nutrisi dan antioksidan yang tinggi serta vitamin A maupun C dalam buah jambu biji lebih tinggi daripada buah jeruk 4-6 kali. Kandungan gizinya dapat mengatasi gangguan kesehatan akibat kekurangan vitamin c dalam membantu penyerapan zat besi pada manusia. Mengkonsumsi jambu biji merah dalam bentuk jus bersamaan dengan mengkonsumsi tablet Fe secara rutin dapat meningkatkan kadar haemoglobin.
Kacang hijau dan madu mengandung zat besi serta vitamin c yang dapat meningkatkan kadar haemoglobin. Kacang hijau termasuk dalam jenis kacang-kacangan yang memiliki kandungan gizi tinggi. Zat besi dalam kacang hijau bermanfaat dalam menaikkan kadar hemoglobinnya karena setiap mengkonsumsi kacang hijau. Sedangkan madu ternyata juga memiliki kandungan antioksidan dan nutrisi seperti zat besi, vitamin B9, vitamin B6 dan vitamin C, madu terkenal sebagai pengobatan alternatif selain medis.
Tomat salah satu buah yang kaya akan karotenoid, vitamin C, dan senyawa polifenol dimana kandungannya ini dapat mengatasi berbagai macam penyakit. Kandungan pada tomat ini terbukti memberikan efek pada kesehatan, vitamin C dapat melakukan penyerapan zat besi dalam usus. Zat besi dalam buah tomat memiliki manfaat untuk meningkatkan kadar haemoglobin, mineral dalam tomat ini merupakan unsur yang penting dalam pembentukan darah. Mengkonsumsi jus tomat secara rutin sekali sehari selama seminggu dapat meningkatkan kadar haemoglobin.
Sayur bayam mengandung nutrisi berisi zat besi, vitamin C serta Asam folat atau Vitamin B9. Bayam yang di konsumsi kandungannya vitamin B9 atau asam folat berubah menjadi asam tetrahidrofolat yang kemudian diangkut dalam proses sintesis DNA sel sehingga mempunyai membrane sel darah merah baru yang kuat dan vitamin C pada bayam bermanfaat dalam penyerapan zat besi yang terkandung pada bayam untuk pencegahan anemia.
Buah naga mengandung nutrisi yang kaya akan vitamin, mineral, serat makanan serta rendah kalori. Kandungan Zat besi pada buah naga diserap oleh usus kemudian dibantu oleh vitamin c dalam pereduksian ferri menjadi bentuk ferro yang kemudian terjadi pembentukan haemoglobin. Haemoglobin pada tubuh tercukupi dengan adanya asupan vitamin c serta zat besi sehingga dapat membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh dan mengurangi kejadian anemia. Mengkonsumsi buah naga secara rutin sebanyak 200 gram atau 1 gelas sehari selama dua minggu efektif untuk meningkatkan kadar haemoglobin°
Kegiatan edukasi dan pemberian informasi kesehatan ini sebagai upaya promotif dan preventif secara dini dalam mencegah anemia pada remaja. Solusi utama yang diberikan adalah melakukan edukasi dengan cara meningkatkan kesadaran dan pemahaman remaja, melakukan pendampingan pada siswi dalam pelaksanaan penyuluhan dengan tema peningkatan pengetahuan remaja tentang upaya pencegahan anemia dengan terapi komplementer.
Selain itu, Ketua Pengabdian ibu Sri Juliani melakukan pemeriksaan kadar Haemoglobin siswi kelas X menggunakan alat cek Hb Easy Touch GCHb. Hampir semua siswi tertarik dan bersedia melakukan pemeriksaan, dan hasilnya salah satu siswi ada yang mengalami anemia dengan kadar Hb 9,9 gr%. Setelah mengetahui hasil tersebut siswi mengerti bahwa anemia harus dicegah sejak masa remaja karena akan berdampak saat wanita sudah mulai bereproduksi.
Kepala SMK Kesehatan Sinar Husni Medan, Bapak Drs. H. Ahmad Idris, juga memberikan dukungan penuh terhadap program pengabdian masyarakat ini. “Ini adalah langkah awal yang sangat baik untuk membantu anak-anak remaja sebagai generasi penerus bangsa agar dapat menumbuhkan kesadaran remaja tentang mencegah anemia karena masa depan bangsa ini akan bertumpu pada mereka nantinya. Semoga program ini dapat berkelanjutan dan harapannya Dosen dari Kampus Institut Kesehatan Helvetia dapat memberikan materi penyuluhan kesehatan yang lainnya yang dapat bermanfaat pada remaja di sekolah”.
Foto Istemewa. Dosen dan Mahasiswa Prodi S1 Kebidanan dan Profesi Bidan Institut Kesehatan Helvetia Dengan Siswi Kelas X SMK Kesehatan Sinar Husni Medan
(Sabtu, 10 Agustus 2024).