Dandim Ikuti Puncak Hari Jadi ke-820 Kabupaten Tulungagung

Kodam V BRW1,449 views

Tulungagung – Suasana meriah sekaligus khidmat mewarnai puncak peringatan Hari Jadi ke-820 Kabupaten Tulungagung, Selasa (18/11/2025). Letnan Kolonel Kav Mohammad Nashir, S.Hub.Int., bersama istri turut mendampingi jajaran Forkopimda dalam rangkaian prosesi budaya yang digelar sejak pagi.

Dengan mengusung tema “Tulungagung Bersatu, Satukan Langkah untuk Tulungagung Maju”, peringatan tahun ini tidak hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi juga penegasan komitmen daerah yang akarnya tercatat dalam sejarah panjang Prasasti Lawadan tahun 1205 Masehi.

Rangkaian acara diawali apel peringatan di halaman Kantor Pemerintah Daerah. Jajaran TNI, Polri, Satpol PP, OPD, pelajar, hingga masyarakat hadir lengkap memberikan nuansa kebersamaan yang kuat. Seusai apel, agenda dilanjutkan dengan Kirab Bersinagari yang selalu menjadi daya tarik utama perayaan.

Dalam kirab tersebut, Bupati Tulungagung, Ketua DPRD, Dandim, Kapolres, perwakilan Kajari, dan Sekda memimpin arak-arakan menggunakan kereta kencana menuju Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso. Iring-iringan becak yang membawa para Kepala OPD beserta istri semakin menambah semarak suasana. Puncaknya, kehadiran Tumpeng Lanang dan Tumpeng Wadon berukuran raksasa membuat ribuan warga tumpah ruah memenuhi rute dari Tugu Reog Kendang hingga Alun-Alun Tulungagung.

Setibanya di pendopo, rombongan disambut ratusan penari Reog Kendang yang tampil energik, dilanjutkan dengan prosesi adat Lawadan. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo menegaskan kembali pentingnya nilai sejarah yang diwariskan para leluhur.

“Peringatan ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga momen introspeksi dan komitmen untuk mewujudkan Tulungagung Bersatu dan Tulungagung Maju,” ungkapnya.

Prasasti Lawadan yang memuat kalimat “Sukra Suklapaksa Manga Siramasa” menjadi dasar penetapan 18 November 1205 M sebagai hari lahir Tulungagung. Prasasti tersebut merupakan bukti kesetiaan masyarakat Thani Lawadan saat menghadapi musuh Raja Daha, Kertajaya.

Puncak prosesi adat di pendopo ditutup dengan tradisi Rebutan Tumpeng, momen yang selalu dinanti masyarakat setiap tahunnya. Tumpeng Lanang dengan lauk khas seperti nasi kuning, ayam ingkung, ayam lodho, serta aneka hidangan tradisional memenuhi pendopo dengan aroma menggugah selera. Sementara itu, Tumpeng Wadon menampilkan beragam buah dan sayuran hasil bumi Tulungagung.

Tradisi rebutan tumpeng menjadi simbol kerukunan, rasa syukur, dan harapan akan keberkahan untuk seluruh masyarakat Tulungagung. Suasana hangat dan penuh keceriaan tampak mewarnai seluruh rangkaian acara hingga selesai.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan