Kodam Jaya, Tigaraksa – Kodim 0510/Tigaraksa bergerak cepat dan profesional setelah sejumlah bom latihan dan mortir ditemukan di wilayah Legok dan Curug, Tangerang. Temuan ini memicu kepanikan awal di kalangan warga, namun respons sigap jajaran Kodim memastikan keselamatan publik tetap terjaga.
Kejadian bermula saat beberapa anak bermain di sekitar jembatan Sasak, Desa Rancagong, Kecamatan Legok. Mereka menemukan benda menyerupai proyektil dan segera melaporkannya kepada orang tua. Informasi itu diteruskan ke Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat.
Menurut Letkol Inf Yudho Setyono, S.H. Dandim 0510/Tigaraksa, begitu laporan masuk, kedua Danramil di wilayah Legok dan Curug langsung mensterilkan lokasi, menandai dengan Police Line, dan mengamankan warga dari radius bahaya sebelum melaporkan temuan secara resmi ke Kodim.
“Koordinasi cepat dan pelaporan ke pimpinan menjadi kunci. Begitu laporan diterima, kedua Danramil langsung melakukan pengamanan awal dan menunggu tim Jihandak Kodam Jaya untuk penanganan teknis,” ujar Dandim Yudho.
Di Legok, Mayor Kav Dwi Joko Purnomo, Danramil 03/Legok, memimpin pengamanan lima bom latihan jenis BLA-25 milik TNI AU. Seluruh proyektil diamankan ke Koramil menggunakan wadah pasir untuk mencegah risiko ledakan.
Sedangkan di Curug, Mayor Inf Sudibyo, Danramil 02/Curug, mengamankan empat mortir yaitu, dua Mortir 80 Tampela, satu Mortir 60 Comando, dan satu mortir pesawat—serta sepuluh ranjau darat, termasuk delapan ranjau anti-personil dan dua proyektil kaliber 12,7 mm.
Mayor Inf Sudibyo menambahkan, “Kami melakukan penyisiran tambahan di area persawahan untuk memastikan tidak ada sisa bahan peledak lain. Warga dan petugas di lapangan bekerja sama penuh agar proses aman dan tertib.
” Semua temuan kemudian dilaporkan langsung ke Dandim, yang segera menyampaikan informasi ke Kodim 0510/Tigaraksa untuk penanganan lebih lanjut ke pimpinan atas.
Tim Jihandak Denzipur 3/ATD Kodam Jaya turun ke lapangan untuk sterilisasi lokasi lebih lanjut, mengamankan UXO (Unexploded Ordnance) di wadah pasir, dan menyiapkan rencana disposal di lahan Serdang Wetan, Kamis (16/10/2025). Seluruh proses pengamanan dilakukan dengan standar keselamatan tinggi dan koordinasi penuh dengan Polsek serta pemerintah daerah.
Dandim menekankan, dokumentasi setiap tahap menjadi arsip resmi sekaligus bahan evaluasi prosedur penanganan UXO (Unexploded Ordnance) di masa mendatang. “Kecepatan pelaporan, koordinasi jajaran Danramil, dan langkah terukur tim Jihandak menunjukkan profesionalisme Kodim 0510/Tigaraksa. Semua ini penting untuk keselamatan warga dan akuntabilitas tindakan militer,” jelasnya.
Ini bukan sekadar pengamanan UXO (Unexploded Ordnance) tetapi juga indikator kesiapsiagaan Kodim dan Kodam Jaya dalam manajemen risiko. Kecepatan dan ketepatan tindakan militer dalam mengamankan bom latihan dan mortir memperlihatkan sinergi disiplin, prosedur standar, dan kepedulian terhadap keselamatan publik.
Selain pengamanan dan sterilisasi lokasi, jajaran Kodim bersama aparat Polri juga melakukan sosialisasi singkat kepada warga sekitar agar tetap waspada dan melaporkan benda mencurigakan. Kasus ini menjadi pengingat bahwa UXO (Unexploded Ordnance) masih bisa muncul di wilayah bekas latihan militer atau konflik lama.
Langkah proaktif Kodim 0510/Tigaraksa dan jajaran Danramil menunjukkan aksi cepat dari deteksi awal, koordinasi dengan pimpinan, hingga penanganan teknis. Operasi ini menegaskan kesiapsiagaan militer dalam menjaga keamanan wilayah, melindungi warga, dan memastikan seluruh prosedur pengamanan dan disposal UXO (Unexploded Ordnance) berjalan aman, terukur, dan profesional.
Sumber Kodim 0510/Tigaraksa.