Personel Jajaran Kodim 0207/Simalungun Terapkan Toleransi Beragama Kepada Warga Binaan

Korem 02228 Dilihat

Simalungun | Indonesia merupakan negara multikultural dengan berbagai keragaman antara lain suku, ras, bahasa dan juga agama, keberagaman ini merupakan asset bangsa Indonesia yang harus dijaga dan rawat bersama, dalam kesempatan tersebut seperti yang dilakukan oleh Personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 08/Bangun jajaran Kodim 0207/Simalungun Koptu Nasruddin Gultom turun kewilayah binaan untuk turut serta melaksanakan kegiatanKomunikasi Sosial (Komsos) bersama dengan Kaur Ekbang Nagori Pamatang Gajing Bapak Fendi Saragih dan beberapa warga lainnya. Adapun topik pembicaraan tentang Toleransi Antar Umat Beragama dan Saling menghargai antar tetangga, kegiatan tersebut yang dilaksanakan bertempat di Kantor Pangulu Nagori Pamatang Gajing Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun, Rabu (01/03/2023).
Keberagaman dalam beragama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Sehingga setiap umat beragama mempunyai kewajiban untuk mengakui sekaligus menghormati agama lain tanpa membeda-bedakan. Koptu Nasruddin Gultom menjelaskan, pentingnya menerapkan prinsip-prinsip kemerdekaan dan kebebasan untuk menumbuhkan sikap toleransi, saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda dengan latar belakang sosial-budaya yang berbeda. Menurutnya hal tersebut dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan yang kuat sebagai modal membangun bangsa Indonesia kedepannya. “Semboyan Bhineka Tunggal Ika memiliki makna sesuai dengan keberagaman Indonesia yang tidak hanya bersuku-suku, ber ras-ras, dsn berbudaya tetapi kita punya makna yang jauh lebih luas bahwa kita memang ditakdirkan sebagai pribadi yang berbeda satu sama lain namun tetap satu tujuan. Saya kira ini sebagai modal yang besar untuk kita maju bersama membangun bangsa Indonesia,” ucapnya.
Ia juga mengajak kepada seluruh mahasiswa yang hadir untuk tidak mengabaikan prinsip perjuangan dalam membangun bangsa Indonesia. “Saya ingin para warga betul-betul mengambil peran maksimal dan berada di garis depan untuk kemajuan Indonesia. Terlalu mahal prinsip perjuangan untuk anak-anak muda, karena banyak pemuda yang mulai mengabaikan prinsip tersebut. Padahal, prinsip perjuangan itulah yang membimbing kita untuk tetap tegap berdiri, penuh dengan keyakinan, menatap masa depan untuk Indonesia maju,” katanya.