NTT – Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, S.E., M.M melaksanakan rangkaian kegiatan kunjungan kerja di Perbatasan RI RDTL Sektor Barat dan Sektor Timur dari tanggal 13 sd 17 Februari 2025, untuk mengecek patok batas wilayah.
Pada hari ke lima inilah Danrem 161/Wira Sakti tanpa sengaja bertemu dengan PM Timor Leste, usai tinjau proses pembuatan susu stunting di Satgas Yonif 741/Garuda Nusantara lanjut di Pos PLBN bertempat di PLBN Motaain, Dusun Motaain Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu, Senin (17/02/2025).
Pada waktu bersamaan tersebut, Komandan Korem 161/Wira Sakti selaku Dankolakops Satgas Pamtas RI-RDTL, sempat bertemu dengan Perdana Menteri Negara Republik Demokratik Timor-Leste Bapak Kay Rala Xanana Gusmao beserta rombongan saat melintasi di PLBN Motaain.
Rombongan PM Timor Leste menuju Wisma Indonesia PLBN Motaain untuk melaksanakan Transit sejenak dalam rangka melaksanakan kegiatan kunjungan kerja ke Distrik Oecusse Timor Leste
Pada kegiatan ini Danrem 161/Wira Sakti didampingi Dandim 1605/Belu, Letkol Arh. Andi Yunus ,S.I.P., Wadan Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 741/GN Sektor Timur, Kapten Inf. Angga., Dankipur 1 Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif 741/GN, Kapten Inf. Yuda Hanggara serta Kepala Administrator PLBN Motaain, Ibu Maria Fatima Rika.
Dalam kesempatan tersebut Danrem berbincang-bincang dan menyampaikan unek-unek masyarakat yang ada di Naktuka kepada Perdana Menteri Negara Republik Demokratik Timor-Leste Bapak Kay Rala Xanana Gusmao.
Perdana Menteri Negara Republik Demokratik Timor-Leste Bapak Kay Rala Xanana Gusmao menyampaikan saat di ruang transit Wisma Indonesia tentang masyarakat di Naktuka.
“Masyarakat, baik masyarakat Indonesia maupun Timor Leste, tetap boleh bekerja di wilayah Naktuka dengan syarat harus damai, tidak bawa senjata, tidak bawa pistol dan tidak bawa narkoba karena mereka sebenarnya masih saudara,”ucap PM Timor Leste.
Ditempat yang sama juga Danrem menyampaikan aspirasi masyarakat Amfoang Timur agar dapat mengolah lahan pertanian di wilayah Naktuka dengan syarat tetap menjaga ketertiban dan kedamaian di tapas batas sehingga masyarakat merasakan kesejahteraan.
“Saya setuju dengan Maun Xanana, masyarakat kedua negara harus tetap bekerja mengolah lahan pertanian asal tidak membawa barang dan obat-obatan terlarang. Masalah batas wilayah biar Pejabat berwenang kedua negara yang menyelesaikannya,”pungkas Danrem 161/Wira Sakti (Penrem 161/WS)