Yayasan Hang Tuah Gelar Seminar “Optimalisasi Peran Guru Dan Orang Tua Sebagai Pilar Utama Pembentukan Karakter Generasi Emas”
Surabaya,(17/10)
Cabang Surabaya Yayasan Hang Tuah bekerja sama dengan Stikes Hang Tuah Surabaya menyelenggarakan Seminar bertajuk : “Optimalisasi Peran Guru Dan Orang Tua Sebagai Pilar Utama Pembentukan Karakter Generasi Emas“. Seminar berjalan Secara Daring Dan Luring di Gedung Serba Guna STIKES Surabaya dan di buka langsung oleh Ketua Pembina Yayasan Hang Tuah Ny. Fera Muhammad Ali dari kantor Pusat Jalasenastri Jakarta secara zoom (16/10/24).
Ketua Pembina Yayasan Hang Tuah dalam sambutannya bahwa seminar ”Optimalisasi Peran Guru Dan Orang Tua Sebagai Pilar Utama Pembentukan Karakter Generasi Emas“ berlangsung di Gedung Serba Guna STIKES Hang Tuah Surabaya merupakan hasil kerjasama antara Stikes Hang Tuah Surabaya dengan Yayasan Hang Tuah Cabang Surabaya dalam rangka memperingati HUT Ke-79 TNI dan menyambut HUT Ke-78 Yayasan Hang Tuah .
Ditambahkan olehnya bahwa globalisasi yang ditandai dengan kemajuan Teknologi Informasi yang sedemikian cepat, dapat mempengaruhi karakter bangsa Indonesia. Dampak-dampak negatif globalisasi apabila tidak diatasi, maka akan berlanjut dan dapat berdampak negatif untuk karakter bangsa. Untuk mengatasi hal tersebut maka pembentukan karakter bangsa harus dilakukan sejak usia dini, sebagaimana yang diamanahkan dalam Keputusan Presiden No.60 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif, dimana untuk pengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini diperlukan kemitraan guru dan orang tua serta dengan seluruh stakeholder yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak
Yayasan Hang Tuah, yang bergerak dibidang pendidikan anak usia dini (Paud), Pendidikan Dasar Dan Menengah, menyadari bahwa tugas pembentukan karakter ini tidak mudah. Diperlukan peranan dan kerjasama yang baik antara guru di sekolah dan orang tua di rumah. Hal ini penting agar terjadi kesinambungan proses pembentukan karakter anak di sekolah dan di Rumah, sehingga cita-cita untuk membentuk generasi emas yang cerdas, sehat, ceria dan berakhlak mulia dapat terwujud. Semua pendidik atau guru harus memiliki kemampuan membangun hubungan kolaborasi yang baik dengan orang tua murid dan semua pihak yang mendukung perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini. Guru harus memiliki kepekaan yang tinggi tehadap perilaku anak didiknya sebagai deteksi dini, agar anak anak tetap terlindungi dari segala hal yang melenceng dari norma yang ada, oleh sebab itu, saya selaku Ketua Pembina Yayasan Hang Tuah, berharap para peserta dapat mengikuti kegiatan seminar ini dengan baik, sehingga nantinya ilmu yang didapatkan dapat diterapkan di satuan pendidikan masing-masing.
Turut hadir dalam seminar kali ini Ketua Pengurus Yayasan Nala Laksda (Purn) B.Ken Basuki,M.Si., M.Tr.Opsla , Ketua Pengawas Yayasan Nala Laksda (Purn). Dr.Ir. Avando Bastari, MPHIL., M.Tr Opsla., IPM., AESAN ENG, Anggota Pembina Yayasan Nala Laksma (Purn) drg. Bambang Sucahyo,SP.Ort dan Bendahara Kolonel(Purn) Wihardi, S.Sos.
Ketua Pengurus Yayasan Nala dalam sambutan singkatnya menyampaikan bahwa menyiapkan generasi berikutnya adalah tugas yang tidak mudah dan menjadi tugas dan tanggung jawab semua elemen bangsa, khususnya bagi kita yang bergerak di bidang pendidikan, Yayasan Nala bergerak dibidang pendidikan tinggi dalam hal ini Yayasan Nala membawahi STIKES Hang Tuah Surabaya ataupun Yayasan Hang Tuah yang bergerak di bidang pendidikan anak usia dini ( Paud), Pendidikan Dasar dan Menengah. “Pendidikan adalah alternatif terbaik untuk melakukan rekayasa sosial secara damai, pendidikan dapat melakukan perubahan tanpa konfrontasi”, pungkasnya.
Pada Seminar “Optimalisasi Peran Guru Dan Orang Tua Sebagai Pilar Utama Pembentukan Karakter Generasi Emas“ bertindak selaku Keynote Speaker adalah Ketua Umum Yayasan Hang Tuah Laksda (Purn) Dr. Dani Achdani, S.Sos., S.E., M.A.P.
Seminar yang berlangsung daring dan luring berlangsung dari STIKES Surabaya yang di ikuti oleh 69 guru KB/Paud dan TK dilingkungan Cabang Surabaya Yayasan Hang Tuah dan Stikes , undangan dari pengurus Yayasan Nala, Pengawas Cabang Surabaya Yayasan Hang Tuah Ny. Febri Arya Delano , Ketua Pengurus Cabang Surabaya Kolonel (Purn) R. Joko Heriyanto, S.E., M.M., CHRMP, Sekertaris Niken Dyah Puspitorini , S.Pd , Bendahara Ninik Indra Sunaring Venyanti, Kabiddik Dra. Ramayanti, Kabidbang Kolonel (Purn) Herlinawati, Ketua MKKS YHT Hadi Sukiyanto, S.Pd., M.M serta perwakilan Jalasenastri dan turut mengikuti secara zoom seluruh Guru Paud/TK/SD/SMP/SMA dan SMK di seluruh Cabang-Cabang Yayasan Hang Tuah yang tersebar dari Sabang hingga Merauke hingga mencapai target 400 peserta.
Disampaikan oleh Keynote Speaker (Ketum YHT) bahwa pengelolaan gagasan yang di sampaikan terdiri dari : Mengapa Paud Penting ? Dari sini dapat di simpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini 0-6 tahun merupakan periode emas untuk perkembangan kemampuan kognitif, sosial, emosional, dan fisik , Intervensi pada anak usia dini dan bukti emperus menunjukan intervensi anak usia dini, meningkatkan kesiapan bersekolah kejenjang yang lebih tinggi.
Kemudian analis situasi tumbuh kembang anak usia dini, meliputi kesehatan gizi, pendidikan anak usia dini, perlindungan dan kesejahteraan anak usia dini serta analisis situasi dalam kelembagaan.
Sebagai dasanya pemerintah sudah menerbitkan Perpres no 60 tahun 2013 pengembangan anak usia dini holistic integratif , Permenko PMK no 1 tahun 2019 sub gugus tugas pengembangan anak usia dini holistic integratif dan Rencana aksi Nasional paud HI 2020-2024.
Yang tidak kalah pentingnya di sampaikan oleh Ketum YHT di sesi akhir bahwa seorang guru harus memiliki kemampuan membangun hubungan kolaborasi yang baik dengan orang tua murid dan semua stake holder yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak, Guru harus memiliki deteksi dini agar anak-anak tetap terlindung dari segala hal yang melenceng dari norma yang ada dan Sinergi antara guru dan orang tua akan mengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak dengan tujuan terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dah berakhlak mulia.
Moderator seminar Dwi Ernawati, S. Kep., Ns., M. Kep
menghadirkan narasumber sesi pertama Laksma (Purn) Dr. A.V. Sri Suhardiningsih, S.Kp., M.Kes selaku Ketua STIKES Surabaya dengan topik : “Peran Guru dan Orang Tuah Dalam Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Usia Dini”. Dari penjabaran yang ringkas dan padat, namun sangat bermakna, hal ini dapat di simpulkan bahwa
Anak usia dini dikatakan sebagai usia emas, masa kritis. Keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak dan masa dewasanya. Kebutuhan tumbuh kembang anak mencakup gizi, kesehatan, pendidikan dan pengasuhan harus satu kesatuan intervensi yang utuh. Hasil penelitian mutakhir mengungkapkan 50% perkembangan kecerdasan anak terjadi pada usia 0-4 tahun. Bila anak ditelantarkan perkembangan kecerdasan tidak optimal, stunting.
Pertumbuhan peningkatan secara bertahap dari tubuh organ dan(growth) jaringan dari masa konsepsi sampai remaja(18th), perkembangan bertambahnya kemampuan skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan atau penampilan kemampuan.
Sedangkan narasumber kedua Sri Merry Susanti, M.Pd. TK Hang Tuah 11 Surabaya, dengan topik: “Implementasi Keluargaku dan Kolaborasi Bersama Orang Tua”. Kajiannya sangat menarik buat peserta, apalagi yang hadir secara langsung adalah kebanyakan para guru Paud/TK, mereka sangat mudah menerima dan dapat menyimpulkan bahwa: Untuk menjawab tantangan pada pendidikan anak usia dini kita kebalikan pada 3 pilar pendidikan yaitu peran keluarga, peran sekolah dan peran masyarakat, membangun kolaborasi dengan orang tua diawali dengan penyamaan persepisi, visi dan misi. Untuk mengikat hubungan kolaborasi antara sekolah dan orang tua perlu dibangun atau dibuat kesepakatan yang tertulis dan mengikat, Implementasi buku keluargaku memberikan dampak yang positif bagi anak dan keluarga. Anak lebih cinta dengan keluarga, memahami anggota keluarga, anak dapat menjaga dan melindungi diri, terbangunnya bonding antara anak dan orang tua saat pengerjaan buku keluargaku. Kunci kolaborasi dalam pembelajaran anak adalah komunikasi yang effekif antara guru dan orang tua(yht/dar).